Nafas Segar Usai Ramadhan: Kabar Baik Untuk Industri Tekstil

Nafas Segar Usai Ramadhan: Kabar Baik Untuk Industri Tekstil

Perkembangan Industri Tekstil Produk Tekstil (TPT) di bulan Ramadhan 2024 memiliki dampak signifikan terhadap penghasilan yang didapat oleh para pengusaha. Pasalnya, bulan Ramadhan 2024 tidak menghasilkan keuntungan signifikan seutuhnya. Hal ini dikarenakan masih banyak ancaman yang datang untuk mengganggu pasar dalam negeri, dimana salah satunya dengan pakaian bekas impor ilegal.

Permasalahan yang muncul dari barang impor ilegal membuat pasar pakaian di Indonesia membeku dan mengalami penurunan secara drastis. Dengan adanya pakaian bekas impor ilegal, para pengusaha pakaian dalam negeri menjadi merugi karena harus bersaing dengan barang bekas ilegal yang masuk ke Indonesia. 

Dengan adanya perubahan aturan mengenai larangan impor pakaian bekas, serta ketatnya aturan Permendag no 36 tahun 2023 dan diikuti Permenperin no 5 tahun 2024 mengenai aturan barang bawaan Pekerja Migran Indonesia (PMI), menghasilkan perbedaan terhadap sektor tekstil tanah air. Aturan tersebut membuat sektor tekstil tanah air sedikit demi sedikit bisa bersaing kembali di dalam negeri dan berupaya menghentikan tradisi PHK yang terjadi pada buruh industri tekstil.

Imbas dari aturan tersebut juga terasa pada saat bulan Ramadhan, terutama mendekati hari Lebaran. Salah satu pemilik dan penjual toko pakaian di daerah Pasar Baru, Bandung bernama Ibu Alfina yang menjual baju dan gamis Hari Raya, merasa bahwa mulai banyak orang yang meramaikan tokonya saat mendekati Hari Lebaran.

“Mendekati Hari Lebaran ini memang ada peningkatan penjualan, walaupun awal Ramadhan sebelumnya sepi banget di toko” Ujar Ibu Alfina terhadap tim Poolapack (4/4/2024).

Melihat hal tersebut, pasang surut kenaikan pendapatan di bulan Ramadhan memang benar terjadi. Namun berbeda ketika mendekati puncak Hari Lebaran, dimana terdapat peningkatan penjualan terutama dalam baju/gamis Hari Raya.

Hal tersebut menandakan bahwa aturan Permendag no 36 tahun 2023 yang mengatur mengenai bawaan barang dari Pekerja Migran Indonesia (PMI), membuat produk dalam negeri bisa bersaing di dalam negeri. Karena tidak jarang juga banyak para pahlawan devisa negara yang pulang ke tanah air justru membawa banyak “titipan” pakaian untuk dijual.

Walaupun begitu, aturan tersebut belum bisa sepenuhnya menekan laju impor pakaian bekas ilegal masuk ke Indonesia. Namun dengan adanya aturan tersebut, sektor tekstil dan fashion mendapatkan harapan segar untuk bisa naik kembali dalam bersaing di dalam negeri.

Mendukung naiknya industri tekstil di Indonesia, Poolapack berdedikasi untuk ikut membantu menciptakan kondisi lingkungan usaha dimana semua orang bisa mudah untuk memulai, dan nyaman untuk berkembang. Berfokus pada Tiered Pricing dan Group Buying, Poolapack merupakan e-commerce yang dapat diandalkan oleh semua orang untuk berbisnis.

Dengan berfokus dalam industri tekstil, Poolapack yang bermain dalam ranah Business to Business menciptakan kemudahan untuk mempertahankan bisnis. Bermitra dengan pabrik tekstil ternama di Indonesia, Poolapack membuat pembelian jenis kain menjadi lebih mudah, cepat, dan murah sesuai dengan taglinenya yaitu #DariPabrikHargaPabrik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *