Peluang Naik – Turun Bisnis Pakaian di Musim Pemilu 2024

Peluang Naik – Turun Bisnis Pakaian di Musim Pemilu 2024

Berubahnya kebiasaan masyarakat Indonesia pasca pandemik COVID-19 membuahkan hasil positif terhadap daya beli seseorang dalam tindakan perekonomian. Hal ini disebabkan keberhasilan dari pemerintah pusat dalam menangani pemulihan perekonomian setelah kontraksi besar COVID-19 di tahun 2020. Melansir data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,07 % yang menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil dan mengalami penurunan dikarenakan pandemik COVID-19.

Melihat ketidakstabilan perekonomian Indonesia, pemerintah pusat menyiapkan beberapa kebijakan dalam menangani permasalahan tersebut. Kebijakan ini terbentuk dalam kebijakan fiskal dengan harapan dapat membantu naiknya angka perekonomian kembali. Para pelaku bisnis dan UMKM juga menjadi tujuan dari kebijakan ini, dengan harapan dapat tergeraknya kembali usaha yang dilakukan. Kebijakan fiskal ini memiliki 3 unsur yang ditekankan, yaitu:

1. Percepatan belanja pemerintah

Adaptasi yang baru diperlukan dalam menangani permasalahan daya beli masyarakat, dimana hal ini dilakukan dengan cara adanya percepatan alur bantuan dari pemerintah seperti belanja modal, pemilihan dan pengaplikasian tender yang terpilih, serta cepatnya bantuan sosial yang dilakukan secara bertahap.

2. Keringanan pajak

Terdapat beberapa kebijakan pajak yang dipermudah oleh pemerintah yang meliputi pajak penghasilan, pajak ekspor dan impor, dan pengembalian PPN. Tindakan dari ekspor dan impor juga mengalami percepatan dengan tujuan berputarnya roda perekonomian yang lebih cepat.

3. Penggunaan APBN untuk pemulihan

Pemeliharaan APBN juga akan mendapatkan percepatan dengan tujuan pada tahun 2023, alokasi belanja yang meliputi group atau kelompok, fungsi, dan program yang berlangsung antar pelaku perekonomian bisa stabil.

Bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), pemerintah pusat juga mengajukan kebijakan moneter dengan tujuan menurunkan jumlah uang yang beredar. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suku bunga pada bank untuk menarik para investor dalam berinvestasi kembali. Sehingga melihat prospek kebijakan pemulihan perekonomian di Indonesia, pemerintah pusat berusaha untuk memutar kembali roda ekonomi dengan kebijakan yang telah direncanakan.

Hal ini juga berdampak terhadap tindakan jual beli pada tahun-tahun selanjutnya, terutama pada musim pemilu 2024. Pada saat datangnya musim pemilu, terkhusus pada pemilu 2024,  memungkinkan untuk menciptakan kenaikan atau penurunan pendapatan perekonomian. Hal tersebut menjadikan perekonomian Indonesia pasca pandemik COVID-19 hingga 2023 menjadi tidak terlalu stabil, karena setelah COVID-19 terdapat musim pemilu 2024 yang bisa menambah pendapatan ekonomi atau justru menurunkan pendapatan ekonomi.

Hal tersebut bisa terjadi karena para pelaku usaha biasanya mengharapkan adanya pesanan dari partai ataupun kelompok kepentingan yang memerlukan atribut untuk partai tersebut. Salah satu pelaku bisnis yaitu Devan yang berjualan pakaian di Pasar Baru, Bandung, mengeluhkan usahanya dalam masa pemilu ini mengalami penurunan pendapatan. Hal ini dikarenakan biasanya dalam masa pemilu, Devan mendapatkan pesanan produk kaos partai terkait.

“Saya bingung kenapa pada masa pemilu sekarang sepi orderan, padahal tahun 2019 lalu lumayan untung dari masa pemilu” ujar Devan, sabtu (6/1/2024).

Devan juga mengeluhkan perbedaan masa pemilu 2024 dengan tahun 2019, dimana tahun 2019 orderan kaos partai lebih banyak diterima.

“Beda banget sama 2019, saya rasa adanya fanatisme dari dua kubu pendukung capres dan cawapres pada saat itu bikin orderan kaos partai makin banyak” ujar Devan, sabtu (6/1/2024).

Melihat hal tersebut, dampak yang dirasakan dari musim pemilu 2024 terhadap pelaku usaha bisnis tidak selalu berbuah dengan hasil yang menguntungkan. Namun euforia pemilu 2024 tetap menciptakan harapan terhadap masuknya orderan atau pesanan kepada pelaku bisnis maupun UMKM. Masa pemilu 2024 akan menciptakan kesempatan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan dari momentum yang dihasilkan, terutama dalam tingkat daya jual – beli dari pemerintah dan masyarakat.

Maka dari itu, para pelaku usaha atau bisnis perlu menggunakan momentum pemilu 2024 ini untuk mencari peluang yang lebih besar dalam mencari keuntungan. Penggunaan pasar yang di digitalisasi atau biasa disebut online marketplace juga bisa membantu para pelaku usaha dalam mendapatkan keuntungan dari momentum yang tercipta. Tentu ini nantinya akan memudahkan hubungan antara pembeli dan penjual dalam bertransaksi.

Poolapack hadir sebagai salah satu online marketplace yang berfokus dalam industri tekstil dan mencoba untuk menghubungkan antara industri dengan para pelaku bisnis. Dengan adanya Poolapack, kemudahan para pelaku bisnis dalam memesan bahan kain untuk keperluan produksi akan sangat menjadi mudah. Dengan sistem Poolapack yang mudah dan harga kain yang berkualitas, para pelaku bisnis nantinya tidak akan lagi kesulitan dalam membeli bahan kain, dimana hal ini akan menjadikan musim pemilu 2024 sebagai momentum yang pas dalam menaikan keuntungan bisnis. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *